Fenomena miras saat ini sudah merajalela di berbagai kalangan, baik dari kalangan biasa sampai mahasiswa. Tiap malam, entah di pertokoan maupun di depan Swalayan 24 jam dipenuhi oleh penikmat miras. Entah kenapa miras yang dahulu diharamkan atau tidak diterima dimasyarakat, kini menjadi barang halal konsumsi. Ironisnya, Pemuda atau pemudi yang notabebe adalah mahasiswa atau pelajar itu lebih memilih menghabiskan sisa hari dengan minum minuman haram itu ketimbang belajar di rumah. Dan ironisnya lagi, Fenomena ini saya temukan di Yogyakarta, kota yang terkenal dengan kota pelajar. Kemana saja pihak berwajib selama ini? Apakah minum minuman keras dihalalkan di Yogyakarta?
Pertanyaan-pertanyaan itu selalu muncul dalam benak saya,setelah melihat langsung fenomena ini. Seringkali muncul rasa iba, melihat para mahasiswa lebih suka menghabiskan malam hari dengan minum miras daripada menyelesaikan tugas kuliah di kost. Dan tidak jarang juga, saya merasa jengkel dengan tingkah laku mereka yang tidak sesuai dengan predikatnya sebagai mahasiswa. Bagaimana bangsa ini bisa bermartabat, kalau penerus atau generasi bangsanya itu sendiri tidak bermartabat? Bagaimana bangsa kita bisa beretika dan beradab, kalau penerusnya sendiri lebih suka minum minuman keras daripada memikirkan nasib bangsa?
Yang lebih ironis lagi, Fenomena nongkrong mahasiswa di muka umum ini sama sekali tidak direspon oleh aparat keamanan, buktinya mereka masih asik-asik saja melakukan rutinitas itu seolah-olah hal yang mereka lakukan itu benar. Padahal tidak sedikit terjadi perkelahian yang mengganggu masyarakat maupun pengunjung swalayan tersebut. Kemana saja aparat keamanan selama ini ? Apakah hal ini akan terus dibiarkan seperti ini? Saya berharap dengan adanya artikel ini ,pihak-pihak berwajib atau masyarakat yang peduli bisa menanggapi hal ini dengan serius. Kita sama-sama membangun masyarakat madani di tengah-tengah kita untuk bangsa yang lebih baik.(oki)
Artikel opini , Adevia oki damara (153070167)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar