Senin, 30 Maret 2009
Partai PDP Melakukan Kempanye dengan Pemijatan Gratis
Sabtu, 28 Maret 2009
Hard news Kampanye Partai Politik di Yogyakarta , Bagi – Bagi Uang
Begitu mudah partai poloitik tersebut menghambur – hamburkan uang hanya untuk hal – hal yang seharusnya tidak terjadi. Namun itulah kenyataan yang terjadi di lingkungan kita. Hanya dengan iming – iming uang mereka mudah menarik perhatian masyarakat. Dengan adanya hal tersebut menjadi keberuntungan tersendiri bagi masyarakat.( KUKUH TRI PRIYANI / 153070107 )
Soft News Banyak Partai, Mahasiswa Bingung Memilih
( KUKUH TRI PRIYANI / 153070107 )
Jumat, 27 Maret 2009
PKS Hadir Untuk Mensejahterakan Masyarakat
Sementara itu calon anggota legislatif PKS untuk DPR RI, Agus Purnomo dalam orasi politik mengatakan PKS hadir untuk membangun masyarakat yang sejahtera dan bermartabat.
Rapat umum di Lapangan Denggung yang digelar PKS ini berlangsung semarak meskipun pada kesempatan kali ini tokoh PKS, Hidayat Nur Wakhid berhalangan hadir. Kampanye dimeriahkan dengan hiburan musik Nasyid dan posko pemeriksaan gratis.
(Isnan Fauzy-153070114)(STRAIGHT NEWS)
Ketika Wajah Caleg Mengotori Kota
(Isnan Fauzy – 153070114)(soft news)
Kamis, 26 Maret 2009
23 motor untuk no.23
Mega Datang Hujan Mengguyur Jogja
Setelah siang nya Megawati melakukan orasi di lapangan denggung malam hari nya Megawati melakukan pertemuan politik dengan Sri Sultan Hamengkubuono IX di kediaman Sri Sultan teraton dalem. Di sana dilakukan pertemuan politik untuk membahas kerja sama politik.
Rabu, 11 Maret 2009
Pentingnya Mengikuti Seminar
(Ratih Anggunnia Anjaya)
(153070085)
“Infotainment itu membodohi”, ujar Prof. S. Djuarsa Sendjaja Ph. D.yang merupakan ketua KPI pusat ketika diminta menjadi narasumber sebuah seminar yang diadakan di kampus II UPN “V” Yogyakarta. Panitia mematok Rp 50.000,- untuk biaya pendaftaran. Pentingnya mengikuti seminar adalah, kita menjadi tahu sesuatu yang sebelumnya belum kita ketahui. Selain menyampaikan ilmu kepada partisipant, beliau juga sering menyelipkan guyonan-guyonan yang akhirnya menghidupkan suasana karena pada awalnya suasana ruang seminar sangat membosankan. Anis Marlina, salah satu partisipant ketika diwawancarai mengatakan “saya sangat berkesan mengikuti seminar ini karena selain mendapat pengetahuan yang sebelumnya belum saya ketahui, saya dan semua partisipant menjadi terhibur dengan guyonan para narasumber, sehingga tidak sia-sia saya membayar Rp 50.000,- untuk mengikuti seminar” sambil tersenyum malu.
Selasa, 10 Maret 2009
Ikut Seminar,Mahasiswa Bosen
Seminar yang diadakan UPN Yogyakarta,pada hari selasa pukul 10:00 WIB.Yang berisi tentang Jurnalisme Program Infotaiment.Dengan pembicara Prof.S.Djuarsa Sendjaja Ph.D.Cukup banyak mahasiswa yang ikut seminar tersebut dengan membayar Rp 50.000,00.
Seminar tersebut kurang menarik dan bosenin juga”kata Rizki Yunitha salah satu dari peserta seminar.Karena acaranya lama,tidak adanya hiburan serta apa yang dibahas kurang menarik.Namun tidak hanya itu saja vega yang ikut dalam seminar itu berkata “Seminarnya bikin ngantuk”.Mungkin karena materi yang dibahas tidak menarik serta monoton,yang membuat males mahasiswa yang ikut dalam seminar tersebut.
Seminar yang selesai pukul 13:00 Wib itu membuat mahasiswa kehausan karena dalam seminar minuman dan snack diberikan dipertengahan acara,Sehingga banyak peserta seminar tidak nyaman,akibat kehausan.Mungkin itu salah satu faktor yang membuat seminar bosenin.
Sehingga acara seminar bisa dikatakan kurang sukses,karena kurang nyamannya peserta seminar dalam mengikuti acara tersebut.Bahkan ada beberapa peserta merasa dengan membayar 50 ribu kurang sebanding dengan apa yang mereka dapat.
Dalam seminar , banyak yang dibahas tentang Jurnalisme Infotaiment “Berita atau hiburan semata”?.Banyaknya persepsi dari pembicara,Prof .S.Djuarsa Sendjaja Ph.D (ketua KPI pusat) berkata,”Infotaiment itu membodohi” namun disi lain”Infotaiment itu untuk menghibur”kata Erika Andriyani salah satu pembicara seminar tersebut.Sehingga dalam seminar tersebut ada berbagai hal yang berbeda pendapat.
Gosip = Tontonan Pembantu
Hal ini diperkuat oleh peran media televise yang begitu besar karena selalu mendramatisir setiap tayangan yang ada dalam infotainment. ‘memang masyarakat Indonesia saat ini senang dengan tayangan yang berbau dramatisasi dan sensual, padahal tanyangan itu lebih pantas ditonton oleh kalangan menengah kebawah yang tidak berpendidikan, seperti pembantu’ ujar Raldy Doy, Corporate Comunication TV One yang hadir sebagai salah satu pembicara di Talkshow kemarin.
(LISA NOVITA – 153070110)
Infotainment Bukanlah Jurnalisme
Coorporate Communication TV One, Raldy Doy mengemukakan, Infotainment yang banyak kita jumpai baik di media cetak maupun elektronik saat ini tidak bisa dikatakan sebagai suatu kerja Jurnalistik. Kerja jurnalistik adalah meliput hal-hal yang berbau politik, social, budaya, korupsi, dan sejenisnya, bukan membahas masalah pribadi seorang artis atau public figure.
”Infotainment hanyalah Info yang di tainment kan saja,” ujar lulusan UPN jurusan Geologi ini dalam Talkshow Jurnalistik bertajuk ”Jurnalisme Infotainment, Berita ataukah Hiburan Semata?” di Ruang Seminar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Yogyakarta, hari Selasa (10/3).
Acara yang menghadirkan narasumber Ketua KPI, Sasa Djuarsa, ex. Produser Pelaksana Silet RCTI, Erika Andriarini, dan Coorperate Communication TV One, Raldy Doy, ini merupakan rangkaian acara Communication Freak 2009 yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi (HIMAKOM) UPN “Veteran” Yogyakarta. Acara ini bertujuan untuk menyalurkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah kedalam fenomena-fenomena yang sedang marak ditengah masyarakat.
Lisa, salah satu peserta seminar mengatakan bahwa acara seperti ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa seperti dirinya. Lebih lanjut mahasisiwi Jurusan Ilmu Komunikasi ini mengatakan bahwa dirinya bisa melihat dunia infotainment dan berita dalam konteks jurnalistik. “Sering-sering aja deh ngadain acara kaya’ gini,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Panitia Communication Freak 2009, Adi, yang ditemui seusai seminar. Menurutnya, acara semacam ini sangat berguna bagi mahasiswa. Kita dapat bertukar pikiran dan sharing dengan para saksi ahli yang berkompeten dibidangnya.
(Isnan Fauzy – 153070114)
Infotainment masih menjadi primadona
NIM : 153070167
Sempat terjadi saling sanggah antara Bapak Sasa Djuarsa Sandjaja selaku ketua KPI dengan mbak Erika selaku produser pelaksana Infotainment,ketika pak Sasa memberikan penjelasan slide tentang Jurnalisme yang baik dan tentang kehadiran Infotainment yang banyak digandrungi penonton TV walaupun Infotainment itu sendiri tidak mendidik."Tayangan-tayangan Infotainment yang banyak digandrungi pemirsa TV adalah tayangan low taste,kelas pembokat",sanggak pak Sasa. "Infotainment adalah info dari entertainment,dimana info tersebut adalah info yang menghibur dari para penghibur seperti artis.dan tidak semua info yang kami sajikan hanya berita tentang perselingkuhan artis ,tapi kami juga menyajikan prestasi artis yang bisa menjadi motivasi bagi pemirsa",sanggah balik mbak Erika.Pembicaraan semakin seru dengan pembahasan pak Raldy tentang pers dan dunia pertelevisian.
Talkshow pun semakin panas dengan dibukanya sesi tanya-jawab.Mahasiswa banyak memberikan pendapat dan pertanyaan seputar maraknya Infotainment yang tidak berkualitas tapi masih diminati.Talkshow yang diselenggarakan oleh UPN 'Veteran' Yogyakarta dalam Communication freak ini banyak mendapatkan respon yang positif baik dari mahasiswa fisip maupun dosen-dosen.Diakhir talkshow ,pak Raldy selaku Corporate Communication TV One memberikan kuis berhadiah sekaligus promosi suatu program baru TV One.Dari talkshow ini banyak memberikan pandangan dan pemikiran baru mahasiswa komunikasi mengenai jurnalistik.Dan mencairkan uneg-uneg mahasiswa mengenai pro-kontra Infotainment selama ini.(OKI)
Rabu, 04 Maret 2009
FASHIONISTA
Oleh : Ratih Anggunnia Anjaya (153070085)
FASHIONISTA
“Saya tidak puas hanya mendatangi satu butik saja, karena beda butik berbeda barang dan harganya pun bervariasi.” Ujar mahasiswi salah satu Universitas Swasta di Yogyakarta tersebut.”
YOGYAKARTA, CORETANKITA. Banyaknya butik yang semakin menjamur di sepanjang Jl. Babarsari membuat para mahasiswi tidak hanya mendatangi satu butik saja, tetapi semua butik sepanjang Jl. Babarsari didatanginya. Hal ini berdampak persaingan harga yang sangat kentara sekali antara butik satu dengan butik lainnya. Butik-butik lama yang sudah dikenal namanya oleh para konsumen cenderung mahal barangnya. Tetapi butik-butik yang baru buka tidak kalah ide, mereka memberikan discount (potongan harga) dan special price pada event-event tertentu. Hal tersebut dilakukan untuk menarik konsumen agar kembali lagi ke butik tersebut.