Banyaknya perguruan tinggi di kota-kota besar, seperti Yogyakarta, membuat usaha kos-kosan kian menjamur. Disatu sisi, kos-kosan sangat membantu bagi mahasiswa yang tinggal jauh dari kampus, mempunyai tempat tinggal sementara yang nyaman, layaknya rumah sendiri. Namun disisi lain, kos-kosan kerap kali disalah gunakan keberadaannya.
Ancaman pola hidup seks bebas di kalangan mahasiswa yang tinggal di kos-kosan khususnya di kota Yogyakarta berkembang semakin serius dengan makin longgarnya kontrol yang mereka terima. Sementara itu tingkat pengawasan dari pemilik kos maupun pihak orang tua semakin bertambah longgar sehingga makin banyak mahsiawa yang terjebak ke dalam pola hidup seks bebas karena berbagai pengaruh yang mereka terima, baik dari teman, Internet, dan pengaruh lingkungan secara umum.
Dalam hal ini, sekuat-kuatnya mental seseorang yang mungkin mengaku anti dengan seks bebas, namun ketika ia terus menerus diterpa dan mendapat godaan serta gaya hidup yang bebas, tentu suatu saat akan tergoda pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih berat lagi bagi mahasiswa yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat.
Masalah ini mungkin bisa lebih efektif jika diatasi dengan kesadaran para induk semang untuk melakukan control serta pengawasan yang intensif kepada anak-anak kosnya. Hal lain yang juga efektif adalah tentu saja kesadaran dari orang tua dari masing-masing mahasiswa untuk memilih tempat kos yang layak serta dapat aman. Di samping itu, perlu pembekalan benteng ajaran agama yang kokoh bagi mereka. (Isnan Fauzy-153070114)
Rabu, 13 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
stuju banget
BalasHapusperan orang tua dan tuan kost benar2 diharapkan
saran saya mari bersama2 mengingatkan melaui forum2 dan milis2 sehingga mudah disebarkan
thanks
mangkas
http://mankas-net.blogspot.com
parah banget yang sering seks di kostan
BalasHapusmentang2 banyak pacarnya, parahnya cewek kerudung juga ada yang kayak githu