Selasa, 28 April 2009

Kulit Kriputnya, Semangat Tak Berarti Susut

Memasuki emperan Malioboro, orang sejenak memperhatikan nenek dengan kulit kriputnya, membawa gendongan berkeliling menjajakan dagangannya. Selama 25 tahun Hardi mencari sesuap nasi penuh dengan semangat.

Perjalanan hidup Hardi 60 tahun dalam memperjuangkan hidupnya, penuh dengan perjuangan yang sangat keras. Dengan usianya kini ia harus berjuang untuk menafkai keluarga. Masa tua hanya dihabiskan untuk mencari uang dengan menjajakan dagangan keliling di emperan Malioboro.
Setiap hari nenek yang senang mengenakan jarit batiknya itu pun, bersemangat berjalan berkeliling, mulai dari pukul 08.00 WIB bergegas menuju pasar putu untuk kulakan jajanan dan buah yang akan dijual kembali di Malioboro,. Dengan menawarkan dagangannya dari satu orang ke orang lainnya. Setelah pukul 15.00 WIB, nenek dengan satu anak ini pun bergegas pulang mengendarai bus. Dengan membawa untung yang lumayan besar bagi dia. Keuntungan yang ia dapat setiap harinya kurang lebih Rp 50.000,- .Namun tiap harinya tidak menentu, “sebab di Malioboro banyak sekali penjual – penjual seperti saya ini nduk, sehingga banyak persaingan”kata hardi saat itu dengan wajah yang lesu dan letih.
Selama 25 tahun perjualan pasar jajan dan buah seperti pisang, jeruk, apel, moho, Onde – onde dan lain – lain, kata hardi, mempunyai langganan tetap. Namanya Siti salah penjual baju batik di Malioboro. Dengan berjualan nenek yang dikenal ramh itu mempunyai kesan – kesan yan banyak sela berjualan, Bahwa ia mendapat kenalan banyak serta langganan yang membeli dgangannya pun sekrang seperti saudara sendiri.
Kulit kriput dan tubuh mungilnya, menyimpan berbagai beban. “ingin sekali masa tua dirumah saja”kata ia dengan menghela nafas panjang. Tetapi mau bagaimana lagi suaminya sudah meninggalkan ia sejak 10 tahun yang lalu. Sejak itu pun harus menanggung beban hidup dan satu anak yang bernama Nana 30 tahun, yang sampai saat ini belum berkeluarga. Nana anak satu - satunya dari hardi itupun juga membantu mengurangi beban mereka dengan berjualan kerupuk bawang di rumah.
Dilubuk hatinya yang paling dalam ‘ingin sebelum meninggal melihat anaknya menikah’,namun sampai saat ini pun belum ada jodohnya.Ucapnya dengan mata berkaca – kaca. Namun dengan ketegarannya saat ini pun ia harus bisa melawan semua permasalahan hidupnya.Usia yang sudah dibilang renta,ia pun selalu berdoa agar diberi kesehatan dan semngat. Seabab diusianya kini, harus selalu berjualan agar bisa tetap menghasikkan uang untuk bekal nanti kalau ia tidak mampu berjualan. Biarpun tak muda lagi semangat tidak boleh susut.(kukuh tri priyani-153070107)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar