Rabu, 29 April 2009

Sang Pembuat Tattoo

Tatto identik dengan orang yang jahat. Biasa nya orang yang bertattoo itu orang jahat karena kebanyakan orang jahat itu memiliki tatto yang banyak. Itu pandangan orang tua dulu. Tapi sakarang tattoo sudah di anggap sebagai seni menghias tubuh manusia.

Iwan sudah 8 tahun berada di kawasan malioboro untuk menjadi pembuat tattoo. Pria 31 tahun ini berasal dari Sumatra barat iwan hijrah ke jogja dengan maksud mencari kerja. Dengan modal besik seni yang iwan memiliki naluri jiwa seni muncul sesampek nya dia ke jogja ini. 2 tahun pertama di jogja iwan bekerja untuk orang tahun berikut nya iwan membuka lapak dagangan nya sendiri. Dengan modal 2 tahun kerja sama orang dan modal seni di jiwa nya iwan membuka sendiri lapak pembuat tattoo sendiri. Dengan modal seadanya iwan memberanikan diri membuka lapaknya itu.

Pria satu anak ini memenuhi kehidupan keluarga nya dengan pembuat tattoo di kawasan malioboro ini. ” saya mendapat kan jodoh juga dari malioboro ini.” Tutur pria yang mempunya istri asli orang jogja ini. Iwan membuka lapak nya dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam. Alasan iwan membuka lapak tattoo adalah jiwa seni yang mengalir di diri nya tersebut. Sebab sejak kecil jiwa seni iwan sudah kelihatan dengan suka menggambar. Pendapatan iwan setiap hari minimal mendapatkan uang 30 ribu rupiah itu bila sepi yang membuat tattoo bila banyak orang yang di tattoo iwan bisa mendapat kan 200 ribu rupiah. Kendala keamanan para pedagang di kawasan malioboro adalah sering di peringat kan oleh satpol PP karena tenda-tanda para pedagang menutupi toko-toko di depan mereka jualan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar